Monday, June 17, 2013

Snorkeling untuk Pemula

Bagi para pemula yang ingin menikmati wisata bawah laut, pilihan lain yang lebih menenangkan untuk menikmati kendahan biota laut di Wakatobi adalah snorkeling. Anda tak perlu menyelam jauh ke dalam laut, tapi hanya berenang-renang di permukaan. Anda pun tak perlu panik, bila capek, tinggal membalikkan badan kemudian telentang dan tiduran di permukan air laut yang melimpah.

Tak jauh beda dengan diving. Keindahan surga bawah laut Wakatobi dapat dinikmati dengan puas dengan snorkeling. Pasalnya, air laut Wakatobi sungguh sejernih air hujan yang dapat menguak semua keindahan terumbu karang dan berbagai jenis ikan hias warna-warni dengan beragam bentuk yang tinggal di dalamnya.


Lokasi lautan Wakatobi yang berada di pusat segitiga terumbu karang dunia inilah yang menyebabkan, hampir seluruh dasar laut adalah atol (karang) yang membuat air laut tidak keruh, namun sebening kaca.

Banyak lokasi snorkeling yang ditawarkan di Wakatobi. Pada kunjungan kami tiga tahun lalu, kami menikmati wisata bawah laut dengan snorkeling. Waktu itu, kami tidak cukup berani untuk diving karena itu adalah kunjungan kali pertama ke Wakatobi. Lagi pula, snorkeling juga aman bagi yang tidak punya waktu lama, apalagi kalau jam perjalanan pulang dengan menumpang pesawat tinggal hitungan jam. “Untuk mereka yang habis melakukan diving, tdak boleh langsung naik pesawat. Minimal mereka harus ada jeda satu malam, baru boleh naik pesawat,” ujar sang instruktur saat itu.

Kami dibawa ke salah satu lokasi snorkeling terbaik di dekat Pulau Hoga. Dari Wangi Wangi kami menggunakan perahu longboat ditemani dua instruktur diving dan seorang pengemudi perahu. Dibutuhkan waktu tempuh satu jam untuk mencapainya. Kalau diingat, itu adalah perjalanan yang berani mengingat kami mengarungi lautan luas hanya dengan perahu kecil, hanya saja dengan pelampung yang kami kenakan, perjalanan pun senyaman seperti para ahli melakukan yang melakukannya.

Kami sampai di pulau Hoga sebelum snorkeling. Begitu kaki mendarat, hamparan pasir putih yang bersih merampok kekaguman. Tampak di kejauhan bangunan rumah-rumah panggung dari kayu berseling dengan pepohonan yang rindang. Asri dan menenagkan.

Lebih masuk ke dalam pulau, tampak peralatan selam  berjejer, juga baju-baju menyelam yang sedang dijemur, juga berbagai peralatan lain yang tersusun di kotak-kotak plastik. Pulau ini sepi, saat itu memang sudah masuk waktu makan siang. Makin ke dalam barulah terdengar keributan dari bangunan kayu yang rupanya adalah kantin.

Ketika sudah dekat, kami hampir tidak menyadari kalau itu masih di Indonesia. Sebab, hampir semua orang yang sedang makan dan bercanda adalah orang-orang asing berkulit putih berambut pirang. “Mereka adalah para peneliti dari mancanegara,” ujar instruktur kami yang menjadi guide selama berkeliling Pulau Hoga.

Benar juga, tak ama kemudian kami menjumpai satu bangunan dengan papan nama “HOGA ISLAND Marine Research Station Wakatobi National Park”. Rupanya di pulau inilah pusat penelitian kelautan yang kerja sama Kementerian Kehutanan dan Institut Wallacea berada.
Setelah kunjungan singkat itu dirasa cukup, kami pun melanjutkan perjalanan ke lokasi snorkeling yang menjadi tujuan utama. Sebelum meninggalkan Hoga, kami mengenakan peralatan snorkeling yaitu alat pernafasan (snorkel), google (kacamata), dan fins (kaki katak). Secara singkat juga di-briefing cara penggunaan alat tersebut.


Kapal pun berhenti di lokasi yang telah ditentukan, kami pun takjub dibuatnya. Belum lagi nyemplung ke air, kami sudah melihat keindahan terumbu karang dan ikan-ikan yang berseliweran di bawah perahu. Padahal tempat itu cukup dalam, sekitar lima sampai 10 meter. Namun seolah kami dapat meraih karang-karang di bawah itu.

No comments:

Post a Comment