Wednesday, May 6, 2015

D'Smart, Kerja dan Wisata ala Mamuju Utara

Gerakan Membangun Desa Sejahtera, Mandiri, dan Bermartabat (D'Smart) diusung Bupati Mamuju Utara Agus Ambo Djiwa sebagai gerakan terpadu yang unik dalam membangun Kabupaten yang kini berusia 12 tahun itu. Seperti apa gelarannya?



Pasangan muda-mudi  Desa Kasta Buana yang merupakan transmigran asal Bali di Kabupaten Mamuju Utara bersiap menunggu kedatangan Bupati yang akan menginap di tenda dalam  acara D’Smart


Langkah Konkret Membangun Bersama Rakyat

Waktu menunjukkan pukul 10.30 WITA. Keramaian mewarnai satu titik di ujung pintu masuk Desa Kasta Buana, Kecamatan Bulu Taba, Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat. Musik tradisional Bali mengalun menyejukan hari yang sudah cukup terik itu.

Terasa aneh memang, ini di Sulawesi, namun alunan musik khas Bali membawa anga kita ke suasana Pulau Dewata nan Agung. “Kampung ini memang didominasi oleh transmigran asal Bali. Mereka masi memagang adat tradisi leluhurnya seperti di Tanah asalnya,” kata Kepala Desa Kasta Buana Mattoana. 

Sepasang pemuda-pemudi mengenakan baju kebesaraan adat Bali siap membawa kalungan bunga untuk menyambut kedatangan Bupati Mamuju Utara Agus Ambo Djiwa dan rombongan.

Usai menempuh perjalanan dua jam melalui jalanan mulus dari Pasangkayu disambung jalanan tanah sempit berdebu sepanjang 2 km memasuki hutan sawit menuju lokasi acara, rombongan bupati disambut di pintu masuk desa Kasta Buana.


Rombongan bupati dijemput di pintu masuk lapangan dan diantar menggunakan iring-iringan traktor ke Lapangan desa.

Setelah tata cara penyambutan dengan upacara adat Bali, Bupati menaiki kendaraan kelapa sawit, traktor tangan yang disambung dengan gerobak terbuka, beriringan menuju lapangan desa yang berjarak sekitar 1km. Di sanalah tenda-tenda dari seluruhh SKPD kabupaten berdiri untuk melayani masyarakat untuk memperpendek jarak saat warga membutuhkan. Dan di sana pula bupati dan seluruh jajarannya menginap malam itu, menyatu dengan denyut kehidupan masyarakat desa di tengah hutan sawit itu.

Gelaran GEMA D’SMART yang merupakan kependekan dari Gerakan Membangun Desa Sejahtera, Mandiri, dan Bermartabat pun dimulai.

“Program `Desa Smart` yang kami canangkan sejak 2010 telah membuahkan hasil positif. Sedikitnya ada 12 desa di Mamuju Utara tertangani dengan baik dengan menghabiskan anggaran Rp12 miliar," kata Bupati Mamuju Utara Agus Ambo Djiwa di Mamuju. “Kami mengagendakan kegiatan ini setiap bulan. Kami dirikan tenda sebagai kantor untuk melayani masyarakat desa secara langsung,” sambungnya.


Ibu Bupati dan Dharmawanita juga ambil bagian dalam kegiatan D’Smart, memberikan bimbingan untuk pemanfaatan lahan di sekitar rumah sebagai Taman Tanaman Obat.

Gema D’Smart atau Desa Smart muaranya adalah untuk mengajak masyarakat ikut berpartisipasi secara bergotong royong dalam mendukung percepatan pembangunan di perdesaan. Program Desa Smart, menurut Bupati dilaksanakan dengan membangun sistem kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat agar pembangunan masyarakat yang sedang dipacu dapat semakin ditingkatkan. “Banyak kegiatan yang dilaksanakan pada program `Desa Smart` di antaranya program peningkatan penyuluhan pendidikan, kesehatan, hukum, keahlian kerja dan lainnya,” paparnya.

Oleh karena itu, dalam kegiatan ini  semua pihak  termasuk aparat kepolisian, kejaksaan dan SKPD lainnya diajak serta turut bahu membahu menyukseskan program ini sesuai dengan pekerjaannya.

Program Desa Smart ini digulirkan semenjak Agus Ambo Djiwa menjadi bupati. Kegiatan dianggap sebuah ide gagasan yang tepat dalam upaya pembangunan masyarakat perdesaan. “Pemerintah pusat juga memberikan apresiasi dan bahkan menjadi program percontohan secara nasional,” ungkap Bupati.

Bahkan katanya, dirinya merasa berbangga karena berkat program Desa Smart ternyata dia masuk dalam deretan delapan tokoh dalam pembuatan salah satu buku yang diluncurkan oleh pemerintah pusat.

Kegiatan Desa Smart ini juga bukan melulu soal pelayanan, namun sisi humanisme juga kental terasa. Salah satunya adalah hadirnya pejabat di tengah masyarakat.  “Kegiatan seperti ini juga menjadi semacam acara wisata bersama bagi para pegawai yang setiap hari berkutat dengan pekerjaan,” kata Bupati.


Tenda-tenda di Lapangan Desa Kasta Buana

Kedekatan pejabat dan rakyat memang terlihat selama acara berlangsung. Saat sosialisasi, makan bersama, hingga malam keakraban di mana pejabat turut menarikan Dero yang merupakantarian tradisonal khas masyarakat Sulawesi yang menyimbolkan persatuan. Menari bergandengan tangan membentuk lingkaran, menyamakan langkah sesuai irama.


Dero, menari bersama dalam satu lingkaran. Sebagai puncak acara D’Smart.

Atraksi semacam ini tentu saja akan menarik bila menjadi sebuah paket wisata. Wisatawan tidak hanya menikmati panorama alam tapi juga bergaul secara langsung dengan masyarakat dan menyelami kehidupan di wilayah pedesaan. Selain acara camping di lapangan desa wisatawan juga dapat melakukan paket adventure menelusuri perkebunan sawit melihat aktivitas di perdesaan seperti peternak sapi.

Sedangkan di wilayah pesisir aktivitas pembuatan abon sapi atau pengolahan minyak kelapa juga menarik untuk disimak. Kegiatan sekaligus dapat dijadikan acara hunting oleh-oleh khas dari daerah Mamuju Utara.


Bagi Anda yang suka wisata petualangan, ada kehidupan masyarakat asli yang masih tinggal di atas pohon. Mereka adalah Suku Bunggu, suku asli yang tinggal di wilayah hutan. Untuk sampai ke kampung mereka dibutuhkan waktu lima jam jalan kaki. Sayangnya kunjungan saya kemarin  belum sempat sampai ke suku tersebut. Suatu saat nanti saya ingin kembali lagi ke sana, semoga sektor pariwisata sudah menjadi salah satu unggulan kabupaten ini. Amin.(*)

1 comment: