Gerakan Membangun Desa Sejahtera, Mandiri, dan Bermartabat (D'Smart) diusung Bupati Mamuju Utara Agus Ambo Djiwa sebagai gerakan terpadu yang unik dalam membangun Kabupaten yang kini berusia 12 tahun itu. Seperti apa gelarannya?
Pasangan muda-mudi Desa Kasta Buana yang merupakan transmigran
asal Bali di Kabupaten Mamuju Utara bersiap menunggu kedatangan Bupati yang
akan menginap di tenda dalam acara D’Smart
Langkah Konkret Membangun Bersama Rakyat
Waktu
menunjukkan pukul 10.30 WITA. Keramaian mewarnai satu titik di ujung pintu
masuk Desa Kasta Buana, Kecamatan Bulu Taba, Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi
Sulawesi Barat. Musik tradisional Bali mengalun menyejukan hari yang sudah
cukup terik itu.
Terasa aneh memang, ini di Sulawesi, namun alunan musik khas
Bali membawa anga kita ke suasana Pulau Dewata nan Agung. “Kampung ini memang
didominasi oleh transmigran asal Bali. Mereka masi memagang adat tradisi
leluhurnya seperti di Tanah asalnya,” kata Kepala Desa Kasta Buana
Mattoana.
Sepasang pemuda-pemudi mengenakan baju kebesaraan adat Bali
siap membawa kalungan bunga untuk menyambut kedatangan Bupati Mamuju Utara Agus
Ambo Djiwa dan rombongan.
Usai menempuh perjalanan dua jam melalui jalanan mulus
dari Pasangkayu disambung jalanan tanah sempit berdebu sepanjang 2 km memasuki
hutan sawit menuju lokasi acara, rombongan bupati disambut di pintu masuk desa
Kasta Buana.
Rombongan bupati dijemput di
pintu masuk lapangan dan diantar menggunakan iring-iringan traktor ke Lapangan
desa.
Setelah tata cara penyambutan dengan upacara adat Bali,
Bupati menaiki kendaraan kelapa sawit, traktor tangan yang disambung dengan
gerobak terbuka, beriringan menuju lapangan desa yang berjarak sekitar 1km. Di
sanalah tenda-tenda dari seluruhh SKPD kabupaten berdiri untuk melayani masyarakat
untuk memperpendek jarak saat warga membutuhkan. Dan di sana pula bupati dan
seluruh jajarannya menginap malam itu, menyatu dengan denyut kehidupan
masyarakat desa di tengah hutan sawit itu.
Gelaran GEMA D’SMART yang merupakan kependekan dari Gerakan
Membangun Desa Sejahtera, Mandiri, dan Bermartabat pun dimulai.
“Program `Desa Smart` yang kami canangkan sejak 2010 telah
membuahkan hasil positif. Sedikitnya ada 12 desa di Mamuju Utara tertangani
dengan baik dengan menghabiskan anggaran Rp12 miliar," kata Bupati Mamuju
Utara Agus Ambo Djiwa di Mamuju. “Kami mengagendakan kegiatan ini setiap bulan.
Kami dirikan tenda sebagai kantor untuk melayani masyarakat desa secara
langsung,” sambungnya.
Ibu Bupati dan Dharmawanita juga
ambil bagian dalam kegiatan D’Smart, memberikan bimbingan untuk pemanfaatan
lahan di sekitar rumah sebagai Taman Tanaman Obat.
Gema D’Smart atau Desa Smart muaranya adalah untuk mengajak
masyarakat ikut berpartisipasi secara bergotong royong dalam mendukung
percepatan pembangunan di perdesaan. Program Desa Smart, menurut Bupati
dilaksanakan dengan membangun sistem kerja sama yang baik antara pemerintah dan
masyarakat agar pembangunan masyarakat yang sedang dipacu dapat semakin
ditingkatkan. “Banyak kegiatan yang dilaksanakan pada program `Desa Smart` di
antaranya program peningkatan penyuluhan pendidikan, kesehatan, hukum, keahlian
kerja dan lainnya,” paparnya.
Oleh karena itu, dalam kegiatan ini semua pihak
termasuk aparat kepolisian, kejaksaan dan SKPD lainnya diajak serta
turut bahu membahu menyukseskan program ini sesuai dengan pekerjaannya.
Program Desa Smart ini digulirkan semenjak Agus Ambo Djiwa
menjadi bupati. Kegiatan dianggap sebuah ide gagasan yang tepat dalam upaya
pembangunan masyarakat perdesaan. “Pemerintah pusat juga memberikan apresiasi
dan bahkan menjadi program percontohan secara nasional,” ungkap Bupati.
Bahkan katanya, dirinya merasa berbangga karena berkat
program Desa Smart ternyata dia masuk dalam deretan delapan tokoh dalam
pembuatan salah satu buku yang diluncurkan oleh pemerintah pusat.
Kegiatan Desa Smart ini juga bukan melulu soal pelayanan,
namun sisi humanisme juga kental terasa. Salah satunya adalah hadirnya pejabat
di tengah masyarakat. “Kegiatan seperti
ini juga menjadi semacam acara wisata bersama bagi para pegawai yang setiap
hari berkutat dengan pekerjaan,” kata Bupati.
Tenda-tenda di Lapangan Desa Kasta
Buana
Kedekatan pejabat dan rakyat memang terlihat selama acara
berlangsung. Saat sosialisasi, makan bersama, hingga malam keakraban di mana
pejabat turut menarikan Dero yang
merupakantarian tradisonal khas masyarakat Sulawesi yang menyimbolkan
persatuan. Menari bergandengan tangan membentuk lingkaran, menyamakan langkah
sesuai irama.
Dero, menari bersama dalam satu
lingkaran. Sebagai puncak acara D’Smart.
Atraksi semacam ini tentu saja akan menarik bila menjadi
sebuah paket wisata. Wisatawan tidak hanya menikmati panorama alam tapi juga
bergaul secara langsung dengan masyarakat dan menyelami kehidupan di wilayah
pedesaan. Selain acara camping di lapangan desa wisatawan juga dapat melakukan
paket adventure menelusuri perkebunan sawit melihat aktivitas di perdesaan
seperti peternak sapi.
Sedangkan di wilayah pesisir aktivitas pembuatan abon sapi
atau pengolahan minyak kelapa juga menarik untuk disimak. Kegiatan sekaligus
dapat dijadikan acara hunting oleh-oleh khas dari daerah Mamuju Utara.
Bagi Anda yang suka wisata petualangan, ada kehidupan
masyarakat asli yang masih tinggal di atas pohon. Mereka adalah Suku Bunggu,
suku asli yang tinggal di wilayah hutan. Untuk sampai ke kampung mereka
dibutuhkan waktu lima jam jalan kaki. Sayangnya kunjungan saya kemarin belum sempat sampai ke suku tersebut. Suatu
saat nanti saya ingin kembali lagi ke sana, semoga sektor pariwisata sudah
menjadi salah satu unggulan kabupaten ini. Amin.(*)
ko foto aku ga ada,,, heheheh
ReplyDelete