“Basuh muka pake air di sana, bisa mebuat awet muda” saran semacam itu sering kita dengar saat berencana berkunjung ke tempat wisata yang menawrakan sumber mata air. Hampir semua daerah di Indonesia memiliki sumber mata air yang memberi tuah kepada para pengunjungnya. Bisa awet muda, murah rejeki, sampai enteng jodoh.
Tak jauh beda dengan sumber mata air di Wakatobi. Kabupaten yang dikenal dengan surga bawah laut, karena lokasinya yang berada di
pusat segi tiga terumbu karang dunia itu, terdapat sumber mata air di pinggir
pantai yang dikenal dengan nama Mata Air Seratus.
Menengok lokasinya, sumber mata air ini memang lain dari tempat lain. Pasalnya, sumber mata air yang jumlahnya ratusan itu, lokasinya tepat di pinggiran pantai, di bawah bukit karang. Dan saat air laut pasang, praktis tempat ini tak bisa dikunjungi karena tertutup air laut.
Uniknya, air yang keluar dari mata air seratus ini rasanya tawar, kedati ia berada dan setiap kali air pasang, airnya tercampur dengan air laut yang asin.
Mata air ini berupa titik-titik kecil yang bertebaran di
sepanjang Pantai Moli Sahatu yang terletak di Desa Patuno, Kecamatan
Wangi-wangi, Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Dari titik-titik sumber mata iri itu,
airnya yang tawar akan mengalir membentuk sungai-sungai kecil yang mengalir
menuju ke laut lepas. Airnya yang dingin, dapat diminum, karena memang murni
dari tanah, atau dibasuhkan ke wajah. Dingin dan menyegarkan. Tak heran bila
air ini dipercaya dapat membuat orang senantiasa awet muda bila membasuh wajahnya
di sana.
Lokasi mata air seratus terhubung dengan jalan darat. Karena
persis di pinggir jalan raya Wanci (ibukota Wangi Wangi dan patuno). Hanya memerlukan
waktu tempuh sekitar 40 menit apabila Anda datang dari arah Wanci, dan sekitar
20 menit dari arah bandara Matahora.
Letak pantai ini juga berdampingan dengan Pantai Patuno, di mana sebuah resort yang menawarkan berbagai wisata laut seperti snorkeling, diving, jetski, dan banan boat berada. Bila And menginap di patuno resort, Anda cukup berjalan kaki, jaraknya hanya sekira 300 meter, dengan catatan air laut sedang surut.
Banyak cerita mengenai keberhasilan sumber mata air itu bagi
mereka yang percaya. Salah satu cerita diungkapkan oleh Bupati Wakatobi Hugua
saat berbincang santai di restoran Patuno di suatu malam. Konon, dulu ada pejabat
daerah yang menginap di Patuno Resort. “Beliau ini mendengar cerita tentang
kehebatan mata air seratus. Nah, saat itu, dia sedang menantikan surat
pengangkatan dirinya untuk dipromosikan ke jabtan yang lebih tinggi,” tutur
sang Bupati yang dikenal konsisten dalam upaya melestarikan alam di wakatobi
itu.
Begitu air laut surut, lanjut Bupati, tak buang-buang waktu,
si pejabat ini langsung jalan kaki ke sumber mata air seratus itu. “Nah, apa
yang terjadi? Setelah pejabat itu pulang, datang itu sms ke saya. Surat yang
dinantikan turun, dan dia akan segera dilantik,” kata Hugua yang langsung
menyatakan, itu mungkin karena faktor kebetulan. Tetapi mempercayai hal baik
juga tidak ada salahnya, ujarnya seraya mempromosikan jika sumber mata air
seratus ini menjadi unggulan pariwisata di Wakatobi.
Pembaca boleh percaya atau tidak. Sekitar tiga tahun lalu,
kami datang bertiga, satu di antaranya adalah lajang yang baru saja putus
ubungan dengan sang kekasih. Saat itu, kami sedang beruntung. Di pagi hari yang
cerah, air laut surut sehingga meringankan langkah kami menuju ke sumber mata
air serats itu.
Di sana, dia pun berpuas diri membasuh mukanya dan sambil
bercanda, dia berdoa agar segera mendapatkan jodoh yang sesuai dengan hatinya,
sepulangnya nanti ke ibukota. Entah ini berkat mata air seratu atau bukan, tidak lama
setelah kunjungan ke mata air seratus, dia pun dilamar oleh jejaka yang
berhasil memikat hatinya. (*)